Balon Menuju Surga
Kali ini saya tidak akan memberikan pandangan saya terhadap sesuatu, tetapi saya akan membagikan sebuah cerita lucu yang saya upload beberapa hari yang lalu. Begini ceritanya.....Pada suatu hari, Abunawas kecil sedang mandi bersama ibunya, Bu Mukidi. Kemudian dia bertanya kepada ibunya, "Bu, benda apa itu yang ada di dada ibu?" Bingung menjawab, sang ibu berkata, "Tanya saja sama bapakmu besok ketika sarapan..."
Keesokan harinya ketika sedang sarapan
bersama bapaknya pak Mukidi, Abunawas ternyata tidak lupa untuk bertanya " Pak! bapak tau tidak benda apa yang ada di dada mama?"
Bapaknyanya walaupun bingung cepat menjawab "Ooh...itu balon, sayang, nanti kalo ibu meninggal, kita bisa meniupnya supaya ibumu bisa terbang ke surga." Abunawas mengangguk-angguk mengerti.
Beberapa minggu kemudian, pak Mukidi pulang lebih awal dari kantor, dan di depan rumah melihat anaknya Abunawas lari ke arahnya sambil menangis.
"Pak..pak.!! Akan meninggal.." Setelah menenangkan anaknya, pak Mukidi bertanya “Mengapa kamu mengira ibu kamu akan meninggal?" Anaknya menjawab "Tadi om Mukijan sedang meniup balon ibu, dan ibu berteriak “oohh..,,Tuhann!!! ayo terus, aku hampir sampai..!'" Wa’llahu a’lam bi’s-sawab.
Sesuatu Tidak Diduga
Bayangkan! Seorang Dyah Pitaloka bias ditipu oleh seorang laki-laki yang beloon?? Benar-benar membuat amarang menjadi bangkit. Dasar, belum tau siapa aku ya? Awas nanti!”Pagi Dyah...”, serentak murid perempuan dan laki-laki menyapaku dengan wajah yang berbinar-binar.
”Pagi...” jawabku sambil tetap berjalan dengan gaya jalanku yang feminim. Seperti biasa, setiap hari di sekolah semua murid menyapaku dengan tatapan terpesona. Ya... memang, aku adalah ”ratu” di sekolah ini. Banyak yang tergila-gila padaku. Baik perempuan maupun laki-laki. Yang perempuan hanya suka karena aku pintar dan dapat menakhlukkan banyak laki-laki dengan kecantikanku luar dalam. Aku memang suka tebar pesona dan cari perhatian agar selalu dipuji setiap orang. Banyak yang berpendapat bahwa aku aku adalah seorang wanita yang ”sempurna”. Pintar dalam pelajaran, pintar bermain gamelan, baik hati, tidak sombong, cantik, berbadan seksi, dan lainnya. Mereka tidak tahu bahwa aku ini memiliki kekurangan yaitu......
Seruling Ajaib
Si Kancil sedang asyik berjalan di hutan bambu. "Ternyata enak juga jalan-jalan dihutan bambu, sejuk dan begitu damai," kata kancil dalam hati. Keasyikan berjalan membuat ia lupa jalan keluar, lalu ia mencoba jalan pintas dengan menerobos pohon-pohon bambu. Tapi yang terjadi si kancil malah terjepit diantara batang pohon bambu. "Tolong! Tolong!" teriak kancil. Ia meronta-ronta, tapi semakin ia meronta semakin kuat terjepit. Ia hanya berharap mudah-mudahan ada binatang lain yang menolongnya.Tak jauh dari hutan bambu, seekor harimau sedang beristirahat sambil mendengarkan kicauan burung. Ia berkhayal bisa bernyanyi seperti burung. "Andai aku bisa bernyanyi seperti burung, tapi siapa yang mau mengajari aku bernyanyi ya ?", tanyanya dalam hati. Semilir angin membuat harimau terkantuk-kantuk. Tak lama setelah ia mendengkur, terdengar suara berderit-derit. Suara itu semakin nyaring karena terbawa angin. "Suara apa ya itu ?" kata harimau.
"Yang pasti bukan suara kicauan burung, sepertinya suaranya datang dari arah hutan bambu, lebih baik aku selidiki saja," ujar si harimau. Suara semakin jelas ketika harimau sampai di hutan bambu. Ia mendapati ternyata seekor kancil sedang terjepit diantara pohon-pohon bambu. "Wah aku beruntung sekali hari ini, tanpa susah payah hidangan lezat sudah tersedia", ujar harimau kepada kancil sambil lidahnya berdecap melihat tubuh kancil yang gemuk. Kancil sangat ketakutan."Apa yang harus kulakukan agar bisa lolos dengan selamat ?", pikir si kancil.
"Harimau yang baik, janganlah kau makan aku, tubuhku yang kecil pasti tak akan mengenyangkanmu." "Aku tak perduli, aku sudah lama menunggu kesempatan ini," ujar si harimau. Angin tiba-tiba berhembus lagi, kriet....kriet... "Suara apa itu ?", Tanya Harimau penasaran. "Itu suara seruling ajaibku," jawab kancil dengan cepat. Otaknya yang cerdik telah menemukan suatu cara untuk meloloskan diri. "Aku bersedia mengajarimu asalkan engkau tidak memangsaku, bagaimana ?" Tanya si kancil. Harimau tergoda dengan tawaran si kancil, karena ia memang ingin dapat bernyanyi seperti burung. Ia berpikir meniup seruling tidak kalah hebat dengan bernyanyi. Tangan si kancil pura-pura asyik memainkan seruling seiring dengan hembusan angin. Sementara harimau memperhatikan dengan serius. "Koq lagunya hanya seperti itu ?", Tanya harimau. "ini baru nada dasar", jawab kancil.
"Begini caranya, coba kau kemari dan renggangkan dulu batang bambu ini dari tubuhku", kata si kancil. Harimau melakukan apa yang dikatakan kancil hingga akhirnya kancil terbebas dari jepitan pohon bambu. "Nah, sekarang masukkan lehermu dan julurkan lidahmu pada batang bambu ini. Lalu tiuplah pelan-pelan ," Kancil menerangkan dengan serius. "Jangan heran ya, kalau suaranya kadang kurang merdu, tapi kalau lagi tidak ngadat suaranya bagus lho." "Untung ada si harimau, hmm bodoh sekali dia, mana ada seruling ajaib," kata kancil dalam hati. "Harimau yang telah terjepit diantara batang bamboo tidak menyadari bahwa ia telah ditipu si kancil. "Kau mau pergi kemana, Cil ?", Tanya harimau. "Aku mau minum dulu, tenggorokanku kering karena kebanyakan meniup seuling," jawab si kancil. "Masa aku harus belajar sendiri ?", tanya harimau lagi. "Aku pergi tidak lama, nanti waktu aku kembali, kau harus sudah bisa meniupnya ya, jawab si kancil sambil pergi meninggalkan harimau.
Setelah si kancil pergi, angin bertiup semilir-semilir dan semakin lama semakin kencang. Batang-batang pohon bambu menjadi saling bergesekan dan berderit-derit. "Hore aku bisa !", seru harimau bersemangat. Karena terlalu bersemangat meniup, lidah harimau menjadi terjepit di antara batang bambu. Ia berteriak kesakitan dan segera menarik lidahnya dari jepitan batang bambu. "Wah ternyata aku telah ditipu lagi oleh si kancil, betapa bodohnya aku ini !, pasti bunyi berderit-derit itu
suara batang bambu yang bergesekan. "Grr, benar-benar keterlaluan, kalau ketemu nanti akan ku hajar si kancil", kata harimau.
Setelah lelah mencari si kancil, akhirnya harimau beristirahat di bawah pohon. Angin berhembus kembali. Kriet..kriet..krietmembuat batang-batang bambu saling bergesekan dan berderit-derit. Hal ini membuat amarah harimau sedikit reda. Ia jadi mengantuk dan akhirnya tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi dapat meniup seruling asli ! Membuat para binatang menari dan menyanyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar